Wednesday, August 6, 2014

Sistem Pergerakan pada Hewan Vertebrata

1. Sistem Pergerakan pada Amfibi
Amfibi/Amphibia memiliki dua pasang tungkai yang terjadi variasi oleh karena adaptasi untuk hidup di darat, air, arboreal (hidup di atas pohon)dan di bawah tanah. Sebagian besar amphibi modern memiliki empat tungkai relatif lemah yang tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah. Umumnya kaki depan memiliki 4 jari dan kaki belakang 5 jari, tetapi pada bebrapa spesies terjadi pengurangan.
Secara umum Amfibi/Amphibia (katak dan kodok), jumah jari tungkai depan biasanya 4 buah, tungkai belakang memanjang dan biasanya untuk melompat. Kebanyakan katak dan kodok memiliki 5 jari pada tungkai belakang dan dan jari tambahan yang diketahui sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini padaSpadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang tajam yang digunakan untuk menggali, untuk bersembunyi di dalam tanah.
Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Amfibi/Amphibia (Anura), ada yang berselaput meluas sampai ke jari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari atau bahkan tidak ada sama sekali. Anura tidak mampu melakukan regenerasi tungkai ataupun jari yang hilang tetapi pada salamander mampu melakukannya

Gerak pada Amfibi
Katak adalah salah satu dari jenis amfibi. Katak memiliki rangka dalam(endoskeleton). Rangka katak tersusun dari 3 kelompok, yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Katak mempunyai tulang belakang yang panjang dan otot yang kuat, oleh karena itu katak dapat melompat dengan tinggi dan katak juga mempunyai selaput renang, selaput ini memberikan tekanan yang kuat, sehingga terbentuk gerakan di air.


1. Sistem Pergerakan Pada Serangga
Ø Larvae dengan tubuh lunak bergerak dengan cara merayap. Pergerakan ini dimungkinkan karena adanya skeleton hidrostatik untuk perlekatan otot. Otot turgor berkontraksi dan relaksasi secara berurutan dari kepala ke ekor sehingga membentuk gelombang. Tumpuan pada substrat terjadi karena adanya kait mulut (mouth hook, misalnya pada larva diptera) dan kaki lengket (adhesive foot). Beberapa serangga air bergerak dengan menggeliat seperti ular. Sedangkan pada larvae yang mempunyai kaki-kaki dada (thoracic legs), gelombang kontraksi dan relaksasi dari otot-otot turgor dari posterior ke anterior menyebabkan terangkatnya kaki dari substrat secara berurutan dan menyebabkan gerakan maju.
Ø Pada serangga dengan eksoskeleton luar yang kokoh bergerak dengan cara berjalan atau berlari, pergerakan diperoleh dari kontraksi dan relaksasi dari pasangan otot-otot antogonistik dan agonistic yang melekat pada kutikula. Pergerakan dengan jalan atau berlari menggunakan enam kaki dada. Dibanding crustacea dan myriapoda, serangga mempunyai lebih sedikit kaki yang terletak lebih ke ventral dan berdekatan satu sama lain pada dada memungkinkan konsentrasi otot-otot pergerakan baik untuk berjalan maupun terbang. Hal ini menghasilkan pergerakan yang lebih efisien dan lebih mudah terkontrol. Ketika serangga berjalan, pergantian pertumpuan tripod dari kaki depan dan kaki belakang pada satu sisi dan kaki tengah pada sisi yang lain mendorong ke belakang sedangkan kaki-kaki yang lain diangkat ke depan sehingga menghasilkan gerakan maju. Dengan tripod, pergerakan menjadi stabil karena titik berat tubuh berada di antara tiga kaki.Tungkai Cursorial berfungsi untuk berlari yang dicirikan dengan ruas-ruas tungkai yang ramping. Contohnya tungkai kecoak, kumbang.
Ø Meloncat, Gerakan meloncat dimungkinkan karena adanya kaki belakang yang termodifikasi (femur belakang yang membesar, misalnya pada orthoptera dan kutu) dengan otot-otot yang besar di mana kontraksi secara perlahan menghasilkan energi yang tersimpan dengan salah satu cara berikut yaitu distorsi dari sendi femoro-tibial, sklerotisasi berbentuk pegas (spring-like sclerotization, misalnya perpanjangan jaringan pengikat pada metatibia) dan tekanan pada elastic resilin pad pada coxa. Tungkai Saltatorial berfungsi untuk meloncat yang dicirikan dengan pembesaran femur bagian belakang. Misalnya pada tungkai belalang dan jangkrik.
Ø Mendayung, Gerakan mendayung pada lapisan permukaan air dimungkinkan karena adanya tegangan permukaan air dan pada telapak kaki serangga terdapat kutikula atau rambut-rambut yang bersifat menolak air. Tungkai Natatorial berfungsi untuk berenang yang dicirikan bentuk tungkai yang pipih serta adanya “rambut-rambut renang” yang panjang. Misalnya tungkai kumbang air, kepinding kapal.
Ø Terbang, Kemampuan terbang memungkinkan serangga untuk mempunyai mobilitas lebih tinggi yang membantu dalam memperoleh pakan, pasangan kawin, penyebaran dan mengeksploitasi lingkungannya. Kemampuan terbang hanya dimiliki oleh serangga dewasa. Terbang berarti harus melawan dua gaya yaitu gravitasi dan gesekan dengan udara. Penerbangan bisa dilakukan secara aktif menggerakkan otot-otot terbang atau secara pasif atau melayang relatif terhadap angin. Naik dan turun dalam gerakan melayang dilakukan dengan mengatur sudut sisi depan sayap yaitu antara 30° dan 50°. Kemampuan manuver serangga ini lebih baik dari pada pesawat terbang yang hanya kurang dari 20°. Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari spesies ke spesies, misalnya pada kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik) sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok, serangga merubah amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap.
Ditinjau dari hubungannya dengan sayap, otot terbang ada dua macam yaitu otot langsung dan otot tidak langsung. Otot langsung mempunyai perlekatan dengan sayap dan bekerja secara langsung menggerakkan sayap. Otot tidak langsung melekat pada dinding thorax bagian dalam dan kontraksinya menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak langsung menggerakkan sayap.


2. Sistem Pergerakan pada Pisces (ikan)
Untuk memudahkan bergerak di dalam air, ikan memiliki bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak didalam air.Ekor dan sirip ekor yang lebar berfungsi untuk mendorong gerakan ikan dalam air. Sirip tambahan digunakan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan.
Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical. Dan ikan memiliki susunan otot dan tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan di dalam air.
Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di sekitarnya. Ada pengecualian, tetapi ini biasanya disebabkan oleh kontraksi otot ikan di kedua sisinya untuk menghasilkan gelombang lenturan yang berjalan di sepanjang tubuh ikan dari hidung sampai ke ekor. Vektor gaya yang bekerja pada air dengan gerakan secara lateral menghasilkan gaya yang mendorong ikan ke depan
Sebagian besar ikan menggunakan gerakan lateral pada tubuh dan sirip ekornya untuk menghasilkan gaya dorong ke depan. Tetapi ada juga yang bergerak menggunakan sirip pasangan dan sirip tengahnya. Ikan yang bergerak dengan sirip pasangan dan sirip tengah cocok untuk hidup di terumbu karang. Tapi jenis ikan ini tidak dapat berenang secepat ikan yang menggunakan tubuh dan sirip ekornya
Gerak pada Ikan
Gerak pada ikan melibatkan rangka dan otot ikan. Rangka ikan berbentuk streamline unutk memudahkan ikan dalam air. Rangka pada ikan tersusun atas 4 kelompok tulang, yaitu tulang tengkorak, tulang badan, tulang anggota gerak, dan tulang ekor. Tulang anggota gerak berkembang menjadi sirip dan sirip tersebut digunakan ikan untuk berenang dan menjaga keseimbangannya. Adanya sirip ekor membantu ikan bergerak lebih cepat.
3. Sistem Pergerakan pada Aves (Burung)
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas.
Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot pada tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Contohnya pada burung merpati.
Burung memiliki teknik untuk terbang (teknik terbang). Burung terbang dengan mengepakkan sayap,yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk menimbulkangerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil.Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali.
Gerak pada Burung
Sama halnya dengan burung, burung juga mempunyai rangka dalam. Burung terbang dengan sayap dan sayap tersebut dikendalikan oleh otot otot yang sangat kuat. Otot otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot, dan sistem yang digunakan yaitu sistem kerja otot yang berlawanan. Pada saat burung mengepakkan sayapnya, bulu bulu akan menutup dan akan membuka ketika sayap terangkat. dengan cara inilah burung mendapatkan kekuatan. Bentuk tubuh pada burung itu ringan dan ramping, sehingga dia mudah unutk terbang dan selain itu burung juga mempunyai kantung udara untuk meringankan tubuhnya. Dan bulu ekornya juga berperan penting dalam membantu burung terbang.

4. Sistem Pergerakan pada Reptil
Rangka reptilia berfungsi menopang tubuh. Tengkorak reptilia memanjang dan terdapat tulang yang memisahkan lubang hidung dan rongga mulut. Dua ruas pertama tulang belakang membuat gerakan kepala reptilia lebih leluasa. Sendi pada tulang atlas memungkinkan untuk mengangguk, sedangkan tulang aksis memungkinkan untuk gerakan memutar, contohnya ular dan buaya.
Gerak pada Reptil
Ular dan buaya adalah jenis dari reptil. Reptil mempunyai rangka dalam. Seperti contoh ular, ular mempunyai rangka tubuh yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang badan dan tulang ekor. Tulang badan ular itu terdiri dari tulang belakang dan tulang rusuk. Tulang belakang ular terdapat paling sedikit seratus ruas. Hal tersebut memudahkan ular untuk bergerak. Tulang rusuk pada ular itu tidak melekat dengan tulang dada dan tulang belakang, tetapi tulang rusuk itu dihubungkan dengan tulang belakang dan otot yang elastis, sehingga dia dapat mengembangkan rongga dadanya. Pada umumnya reptil itu mempunyai tungkai, akan tetapi ular tidak memilikinya karena ular bergerak merayap.

read more : http://nidya-milano.blogspot.com/2013/12/sistem-pergerakan-pada-hewan-vertebrata.html

Mekanisme Gerak Pada Hewan

Mekanisme Gerak Pada Hewan : Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup, misalnya untuk mendapatkan makanan, menyelamatkan diri dari musuh, atau mencari pasangan hidupnya. Cara gerak hewan berbeda-beda, ada yang dengan cara berenang, melata, berjalan (Gambar 9.32), berlari, atau melompat.


Pada vertebrata, gerak melibatkan tulang dan otot yang merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang dapat bergerak karena digerakkan oleh otot.

Semua sistem dalam tubuh vertebrata dibangun oleh organorgan dan jaringan yang teksturnya lemah. Jaringan dan organ pembangunnya mempunyai bentuk yang tetap, namun bentuk tak dapat dipertahankan tanpa perlindungan dan penopang. Rangka dapat menopang dan melindungi organ-organ tubuh tersebut. Tanpa rangka, tubuh tidak mempunyai bentuk.

Rangka tubuh disamping menopang dan melindungi serta menstabilkan tubuh, juga mempunyai peran penting dalam membuat gerakan. Tidak semua hewan mempunyai rangka, misalnya gurita. Untuk membuat gerakan gurita terbantu oleh air sebagai tempat hidupnya. Sebagian hewan mempunyai rangka luar (eksoskeleton) yang berperan utama sebagai pelindung, seperti umumnya pada artropoda.

Hewan darat terutama vertebrata termasuk manusia memerlukan banyak faktor untuk menunjang gerakan tubuhnya. Vertebrata mempunyai rangka dalam (endoskeleton) yang terdiri dari tulang dan tulang rawan. Vertebrata adalah kelompok hewan yang mempunyai ruas tulang belakang yang menopang tubuh dengan kuat. Selain tulang belakang, vertebrata juga dilengkapi dengan tulang-tulang anggota tubuh yang memungkinkan terjadi gerakan yang bervariasi. Manusia mempunyai kemampuan yang sangat menakjubkan untuk melakukan sejumlah variasi gerakan yang kompleks.

Gambar 9.32. Hewan senantiasa bergerak untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

Kata Kunci :




Tuesday, August 5, 2014

Gerak pada tumbuhan dan mekanismenya

TIGMONASTI

Gerak Pada Tumbuhan

MACAM-MACAM GERAK PADA TUMBUHAN

MACAM-MACAM GERAK PADA TUMBUHAN
BESERTA GAMBARNYA

Setiap organisme mempunyai iritabilita, yaitu mampu menerima rangsang dan mampu pula menanggapi rangsang. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak pada hewan berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerak pada tumbuhan umumnya terbatas pada perubahan posisi pada sebagian dari tubuh tumbuhan. Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu : 

I. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis ialah gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air. Misalnya:
a. Gerak membukanya kotak spora pada tumbuhan paku.

Gambar. Kotak spora
b. Pecahnya buah polong pada tanaman turi yang sudah tua.

Gambar. Tanaman turi
II. Gerak Esionom
Gerak esionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar. Gerak Esionom dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Gerak Tropi (Tropisme), yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Tropisme positif jika arah gerak mendekati rangsang dan tropisme negatif jika arah gerak menjauhi rangsang.Macam-macam gerak tropisme:
1. Fototropisme atau Heliotropisme, rangsang berupa cahaya, misalnya gerak daun condong ke cahaya
Gambar. Fototropisme
2. Geotropi, rangsang berupa grafitasi bumi, misalnya gerak akar tumbuh ke dalam tanah dan gerak batang tegak keatas.
Gambar. Geotropisme pada kecambah jagung

3. Tigmotropi atau Haptotropi, rangsang berupa persinggungan, misalnya sulur tanaman sirih merah yang melilit pada batang
Gambar. Tigmotropi

4. Hidrotropi, rangsang berupa air, misalnya gerak akar membelok ke sumber air
Gambar. Hidrotropi
b. Gerak Taksis, yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis positif dan negatif. Beberapa bentuk taksis :
1) Fototaksis, rangsang berupa Cahaya, misalnya gerak kloroplas kebagian sel yang terkena cahaya



Gambar. Fototaksis
2) Kemotaksis, rangsang berupa bahan kimia, misalnya gerak sperma dari benang sari menuju ke ovum pada putik bunga.

Gambar. Kemotaksis
c. Gerak Nasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah rangsang. Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Beberapa bentuk nasti :
1) Niktinasti, rangsang berupa gelap, misalnya gerak mengatupnya daun turi, daun asam, daun putri malu pada malam hari

Gambar. Niktinasti pada putri malu 


2) Seismonasti, rangsang berupa sentuhan mekanik, misalnya gerak daun putri malu mengatup saat disentuh
Gambar. Seismonasti
3) Termonasti, rangsang berupa perubahan suhu, misalnya gerak mekarnya bunga Tulip

Gambar. Termonasti
4) Fotonasti, rangsang berupa perubahan cahaya, misalnya gerak mekarnya bunga pukul empat

Gambar. Fotonasti
5) Nasti Kompleks, penyebab rangsang lebih dari satu, Contoh : gerak membuka dan menutupnya sel-sel penutup stomata, rangsang berupa cahaya, suhu, air, dan zat kimia

Gambar. Nasti Kompleks
III. Gerak Endonom
Gerak Endonom, yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakkannya. Gerak Endonom disebur juga gerak OTONOM, misalnya gerak tumbuh dan gerak aliran sitoplasma dalam sel.



Gambar. Gerak tumbuh

Gerak pada tumbuhan


Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Gerak nasti disebabkan oleh perubahan turgor pada jaringan di tulang daun. Berdasarkan jenis rangsangannya, nasti dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
Seismonasti atau tigmonasti merupakan gerak nasti yang terjadi akibat rangsangan sentuhan. Contohnya adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) ketika disentuh.
Niktinasti merupakan gerak nasti yang terjadi akibat pengaruh gelap. Contohnya adalah "gerak tidur" yang dilakukan daun dari tumbuhan polong-polongan.
Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Contohnya mekarnya bunga tulip ketika suhu udara naik.
Fotonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Contohnya adalah mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada saat sore hari di saat terkena sinar matahari.
Nasti kompleks merupakan gerak nasti yang disebabkan lebih dari satu rangsangan. Contohnya gerak membuka dan menutupnya stomata.

Tropisme[sunting | sunting sumber]

Tropisme adalah gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Tropisme positif adalah gerak yang arahnya mendekati rangsangan, sedangkan tropisme negatif adalah gerak yang arahnya menjauhi rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
Geotropisme atau gravitropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan rangsangan gaya gravitasi bumi. Geotropisme ada dua yaitu geotropisme positif dan geotropisme negatif. Geotropisme positif adalah gerak organ tumbuhan mendekati inti bumi. Sedangkan geotropisme negatif adalah gerak berlawanan arah gravitasi bumi, menjauhi inti bumi.
Fototropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan oleh pengaruh rangsangan cahaya. Fototropisme terbagi dua yaitu fototropisme positif dan fototropisme negatif. Pada umumnya, bagian tumbuhan di atas tanah bersifat fototropisme positif, misalnya bunga matahari akan mekar dan batangnya mengikuti arah sinar matahari. Dan akar bersifat fototropisme negatif
Tigmotropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan karena rangsangan sentuhan. Pada umumnya tigmotropisme terjadi pada tumbuhan pemanjat (tumbuhan yang memiliki sulur)seperti anggur, ubi jalar, melon, dan tumbuhan pemanjat lainnya.
Hidrotropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan karena rangsangan air. Contohnya gerak pertumbuhan akar menuju ke air.
Termotropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan karena rangsangan suhu.
Kemotropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan karena rangsangan zat kimia. Contohnya gerak akar menuju pupuk.
Reotropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan oleh aliran air sehingga mempengaruhi arah gerak tumbuhan. Contohnya eceng gondok.


Taksis adalah gerak yang terjadi akibat rangsangan luar. Seluruh tubuh tumbuhan akan bergerak, dan arah geraknya ditentukan oleh arah rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
Fototaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan rangsangan cahaya. contohnya gerak Euglena menuju cahaya. Fototaksis dibedakan menjadi dua yaitu fototaksis positif dan fototaksis negatif. Fototaksis positif adalah gerak tumbuhan mendekati rangsangan cahaya, sedangkan fototaksis negatif adalah gerak tumbuhan menjauhi rangsangan cahaya.
Kemotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan rangsangan zat kimia. Contohnya gerak sel spermatozoid menuju sel telur.
Galvanotaksis atau Elekrotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan rangsangan listrik. Contohnya Gerak organisme tingkat rendah bergerak mendekati listrik.
Termotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan suhu atau temperatur .
Gravitaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh Gravitasi Bumi
Tigmotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh kontak fisik atau sentuhan.
Reotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh aliran air.
Phonotaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh suara.